« Home | Game Online »

Band From Other Country

Linkin Park, Si (Boys) Band Metal


Dapat julukan boysband metal tidak membuat sextet asal California ini ngomel.Lewat dua studio album dan konser dahsyat di puluhan kota, mereka sukses merangkul jutaan penggemar. Lantas, bagaimana dengan konser mereka di Indonesia?

Ratusan penggemar Linkin Park (LP) Kota Buaya berbaris rapi, menunggu giliran masuk ke ruang seluas 9 x 10 meter yang dijadikan tempat berlangsungnya konser band asal Los Angeles, California, itu. Setelah makan waktu sekitar setengah jam, akhirnya barisan antrean penonton yang panjangnya sempat mencapai 20 meteran itu tuntas masuk ke dalam arena pertunjukan.

Ruangan menjadi terasa penuh dan sedikit sesak. Namun, tidak juga membuat panitia tergerak untuk memulai konser. MC yang bertugas malam itu malah mengulur waktu dengan menggelar kuis yang menawarkan beberapa paket hadiah yang lumayan seru: paket album terbaru LP, lengkap dengan posternya.

Kelar kuis digelar, si MC terus sibuk cuap-cuap. Kali ini tentang album Meteora yang memang baru dirilis saat itu. Baru 20 menit kemudian, ocehannya berhenti. Lampu ruangan tiba-tiba mati, diikuti raungan gitar full distorsi yang bersumber dari gitar PRS andalan Brad Delson.

"Guys, the show is on!"

Satu per satu lagu andalan LP dilepas. Mulai dari Somewhere I Belong yang jadi kojo di album Meteora, Crawling, sampai Easier To Run. Penonton pun mulai berjingkrakan. Hanyut dalam perpaduan beat dan raungan distorsi gitar yang memompa jantung.

Kelar 8 lagu dimainkan, konser berakhir. Chester (vokal), Mike (rap), Joe Hahn (DJ), Brad (gitar), Rob (drum), dan Phoenix (bas) langsung menghilang dari ruangan tanpa mencoba berbasa-basi dengan rombongan penonton yang basah karena peluh. Persis seperti yang mereka lakukan beberapa hari sebelumnya di Bandung dan Jakarta.

Toh, itu tidak membuat penonton menjadi bete. Buktinya, saat acara dilanjutkan dengan kontes rap lagu-lagu LP, penonton tetap terlihat ceria. Seru banget deh pokoknya!

Meskipun enggak ada seorang pun yang ngerasa terganggu, sikap kurang bersahabat dari LP jelas perlu dipertanyakan. Kenapa sih mereka secuek itu?

Satu-satunya jawaban yang bisa dipertanggungjawabkan atas kelakuan LP beberapa hari itu adalah: Chester cs tidak benar-benar datang ke Indonesia. Aksi panggung memikat yang mereka pertontonkan di Jakarta, Bandung, dan Surabaya pada Bulan Juni tahun lalu itu adalah rekaman konser yang dihadirkan lewat seperangkat proyektor yang ditembakkan ke sebuah layar super besar. Sedangkan sound menggelegar yang terdengar megah di seluruh penjuru ruangan dihasilkan oleh piranti sound system canggih yang watt-nya enggak sampai tiga digit.

Jadi, itu semua cuma konser tipuan dong?
Bener banget! Toh, meski cuma "konser pura-pura", acara bertajuk "Nonton Bareng Linkin Park: $$2Bill" itu bikin kita bisa melihat sebesar apa antusias penggemar musik Indonesia terhadap LP. Ternyata, banyak banget teman kita yang cinta mati sama band nu metal itu, dan berharap bisa melihat aksi LP di Indonesia suatu saat nanti.

Boysband
Siapa sih sebenarnya LP? Kok bisa-bisanya bikin kita jatuh cinta setengah mati pada mereka?

Dongeng LP berawal di sebuah junior high school di Agoura, California, akhir dekade ’80-an. Di sekolah itu, Mike Shinoda dan Brad Delson bertemu dan sepakat ngebentuk band bareng. Alasannya, mereka punya selera musik yang sama: rock yang dipadu dengan rap. Itu lho, model-model lagunya Public Enemy, Run DMC, dan Beastie Boys.

Beberapa tahun sesudahnya, band buatan Mike dan Brad ini ternyata menjelma menjadi sebuah band bernama Hybrid Theory yang juga diperkuat oleh Joe Hahn (DJ), Chester Bennington (vokal), Rob Bourbon (drum), dan Phoenix Farrel (bas). Masih membawakan paduan musik rap, rock, dan sedikit kombinasi sound unik, band ini sekarang kita kenal dengan nama Linkin Park.

Band ini jadi spesial karena mereka menawarkan formasi yang unik. Menduetkan seorang vokalis bersuara tinggi dengan seorang rapper, output vokal LP memang menjadi terdengar istimewa di antara band-band cadas seangkatan. Ditambahkan lagi penggunaan sound digital yang dipadu dengan distorsi gitar dan gebukan drum full energi, LP benar-benar menjelma menjadi sebuah band masa kini.

Toh, kelebihan itu belum bisa membuat LP melangkah mulus. Meski musiknya banyak disukai, cemoohan yang datang enggak kalah sering terdengar. Mereka dianggap sebagai anak bawang metal. Bahkan, gara-gara tampang mereka dinilai terlalu halus untuk jadi rocker, sebutan boysband metal pun mampir ke pangkuan Chester cs.

Untungnya LP tidak langsung drop. Mereka terus berusaha memperjuangkan eksistensi mereka di scene musik indie Los Angeles.

Hasilnya lumayan. Badai celaan dan hinaan yang mampir ke pangkuan mereka mulai pudar seiring naiknya popularitas mereka. Album perdana mereka, Hybrid Theory, yang laku terjual jutaan kopi di seluruh dunia, bisa dipakai sebagai bukti nyata kesuksesan band yang hobi bikin video klip sendiri ini.

Prestasi ini terus bertahan saat LP melepas album Reanimation (2002), Meteora (2003), dan Live in Texas (2003). Menengok prestasinya itu, wajar kalau band ini lantas direken sebagai band rock terbesar awal abad ke-21 dan punya banyak die hard fans di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Apa komentar LP akan kesuksesannya saat ini?
Sekarang, kita liat siapa yang tertawa belakangan. Dari awal, kami sudah berniat membuktikan kalau kami bisa eksis di industri musik. Kami bekerja keras dan kami berhasil. Jadi, kami memang layak mendapatkan popularitas sebesar yang kami dapat sekarang," ujar Joe Hahn dalam sebuah wawancara dengan majalah Spin pertengahan 2003 silam.

Indonesia

Seperti band raksasa lain, jadwal manggung LP amat padat. Nyaris 365 hari setahun mereka habiskan di jalan. Berkeliling ke berbagai pelosok bumi untuk menghibur penggemar.

Sayangnya, saat sibuk mempromosikan album perdana, Hybrid Theory, LP sama sekali tidak melirik Asia Tenggara sebagai lokasi konser. Sempat sih, Mike cs tampil di ajang MTV Asia Awards 2002. Tapi cuma sebagai tamu undangan, dan bukan sebagai performing artist.

Melihat kondisi itu, wajar kalau "konser pura-pura"-nya LP yang digelar di tiga kota setahun silam dapat sambutan yang cukup meriah. Ibarat peribahasa "tak ada rotan akar pun jadi", belum ada konser betulan, konser bohongan oke juga kok!

Awal Mei 2004, berembus kabar baik untuk pencinta LP di seluruh Indonesia. Chester cs dikabarkan bakal menggelar konser di Tanah Air. Tepatnya di Pantai Karnaval, Taman Impian Jaya Ancol, tanggal 13 Juni 2004 mendatang.

Moment ini jelas terlalu berharga untuk dilewatkan. Tak heran, tiket pertunjukan ludes terjual dua pekan sebelum konser dimulai. Padahal, venue yang disediakan panitia tidak sespektakuler konser artis luar negeri lainnya.

Kok bisa begitu?
Rencananya, konser di Jakarta bakal berlangsung siang hari. Jadi, bisa dipastikan, aksi LP di Jakarta bakal minus lighting yang wah, kayak yang sering terlihat di layar TV. Jadi, yang tinggal hanyalah gempuran musik dahsyat yang terdengar lewat sound system berkekuatan ratusan ribu watt.

Tapi, namanya juga kangen, semua kekurangan itu jadi terasa kurang berarti. Mau venue-nya standar atau kapasitas lighting-nya kurang, enggak jadi soal. Yang penting bisa ngeliat langsung aksi Chester, Mike, Brad, Phoenix, DJ Hahn, dan Rob dengan mata kepala sendiri. Itu sudah cukup memuaskan.

Sayang, saat banyak pencinta musik yang mulai merasa yakin impian menyaksikan LP secara langsung bisa menjadi kenyataan, justru muncul kabar yang kurang sedap. Pemerintah Amerika mengeluarkan travel warning yang isinya melarang warganya mampir ke Indonesia selama pemilu berlangsung. Alasannya, takut kerusuhan bisa pecah sewaktu-waktu.

Sebenarnya, tuduhan itu tidak berdasar. Coba lihat, bagaimana keadaan Indonesia pasca-pemilu legislatif. Aman, tenteram, kerta raharja kan?

Toh, aturan itu tetap diberlakukan. Dan, gara-gara travel warning itu, konser Missy Elliot yang harusnya berlangsung akhir Mei 2004 batal. Bukan tidak mungkin, kisah sedih ini bakal berlanjut ke konser LP.

Aduh! Bagaimana dong? Bisa batal nonton aksi Chester dan Mike di atas panggung nih!
Jangan lantas patah semangat, teman! Menyimak perjalanan karier LP yang penuh dengan pemberontakan, masih ada kemungkinan mereka mengindahkan larangan itu dan tetap beraksi di Jakarta. Untuk memancarkan pesona mereka, langsung di depan mata kita.

Mudah-mudahan, harapan kita semua benar bisa jadi nyata. Sekarang, yang perlu dilakukan cuma berdoa dan berharap agar LP yakin bahwa kondisi di Indonesia benar-benar aman.

We love you, Linkin Park! Please come and bring your charmed to this peacefull country. ^^

unek-unek

Name :
Web URL :
Message :
Google Docs & Spreadsheets -- Web word processing and spreadsheets. Edit this page (if you have permission) | Report spam